Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)

KiamatSudahDekat.News Negeri Antahberantah, Pemilihan Presiden (PilPres) tahun ini dimenangkan oleh kandidat dari sebuah Partai. Setelah acara Pelantikan Presiden terpilih usai, semua anggota kabinet baru(para Menteri) pulang ke rumah masing-masing, termasuk sang Presiden terpilih. tak lama kemudian, sekitar 5 jam setelah acara pelantikan usai, sang Presiden menelpon Menteri Agama.
sang Presiden: (sambil memegang gagang telepon)... tuut...tuut...tuut...ceklek?!? Assalamu'alaikum pak Menteri.callme

si Menteri: Wa'alaikumussalam Warohmatullah Wabarokatuh... ada apa, pak Presiden? ada yang bisa Saya bantu???

s
ang Presiden: Begini pak Menteri, Bapak bisa kerumah saya apa tidak sekarang?!? saya mau bicarakan empat alis sama pak Menteri.
si Menteri: o0o... bisa pak, bisa pak, dengan senang hati. jam berapa, pak Presiden?!?

sang Presiden: sekarang juga pak Menteri, saya tunggu dirumah.

si Menteri: iya pak, saya segera kesana sekarang. tunggu sekitar 15 menit, InsyaAllah saya tiba di rumah Bapak.

sang Presiden: ok, Wassalamu'alaikum.

si Menteri: Wa'alaikumussalam Warohmatullah Wabarokatuh.

15 menit kemudian, si Menteri benar-benar sudah tiba di kediaman sang Presiden. setelah memarkirkan Mobil Dinasnya(-Toyota Camry, kawan) di Taman Halaman Rumah sang Presiden, si Menteri langsung beranjak dari Mobil Dinasnya menuju sang Presiden yang sudah menunggu di teras rumah dengan satu toples makanan ringan 'Khong Guan' dan dua cangkir teh beserta cereknya.

si Menteri: Assalamu'alaikum Warohmatullah Wabarokatuh, maaf Pak, saya membuat Bapak menunggu.

sang Presiden: Wa'alaikumussalam, ooh...tidak apa-apa pak Menteri, saya juga baru aja keluar kok. Silahkan duduk, pak.

si Menteri: Terima kasih, pak. kalau boleh tahu kira-kira ada apa yaa Pak, kok saya dipanggil kesini????

sang Presiden: Mmm... gini Pak, saya mau tanya ke bapak. tapi Bapak harus jawab dengan jujur, gimana!?!

si Menteri: o00... itu sudah pasti Pak, masak Menteri Agama berbohong. silahkan, Bapak mau tanya apa???oia, Saya minum teh ini yaa Pak!!!

sang Presiden: Silahkan Pak, maaf saya lupa menyuguhinya. gini Pak, Saya kan terpilih lagi jadi presiden. sedang Bapak 'kan Menteri Agama dan Orang Tertua dikabinet Saya, setidaknya Bapak tahu kebijakan-kebijakan presiden sebelum saya. kalau menurut Bapak, kira-kira mana yang lebih baik antara saya dengan presiden yang sebelum saya?

si Menteri: menurut Saya, Bapak lebih baik dari pada presiden yang kemarin.

sang Presiden : ah yang bener pak, Kalo boleh tahu kenapa kok Bapak bilang begitu!!!

si Menteri : Bapak ini gimana sih, itu kan sudah jadi rahasia umum. presiden yang sebelum Bapak itu takut sama teroris, kalau Bapak kan 'tidak'. jadi Bapak yang lebih baik…

sang Presiden : o0o, gitu… benar juga ya… Pak, pak Menteri… kalau sama presiden yang sebelumnya lagi, lebih baik-an dia apa Saya…?

si Menteri : ya lebih baik-an Bapak lah... soalnya presiden yang dulu itu kan takut sama Amerika dan Rusia… kalau Bapak kan enggak, bahkan AS & Rusia ngajak kerjasama dengan negara kita.

sang Presiden : o00, gitu… benar juga ya… Kalau begitu Saya ini Presiden terbaik ya pak Menteri...!!!

si Menteri : yo jelas tho pak Presiden…

sang Presiden : emh…ehm… pak Menteri… saya tanya dengan sungguh-sungguh, ini pertanyaan terakhir, tolong pak Menteri jawab yang sejujur-jujurnya… kira-kira nih kalau dibandingkan dengan Umar bin Khattab(-Pemimpin yang sangat Adil dan Bijaksana, Khalifah kedua setelah Abu Bakar), mana yang lebih baik? Saya atau Dia?

si Menteri : (dengan perasaan agak kesal karena pertanyaan sang Presiden yang keterlaluan, namun masih dengan muka manis, si Menteri menjawab)….tentu Bapak yang lebih baik…..

sang Presiden : (dengan perasaan bangga, Presiden bertanya) kok bisa pak Menteri…?

si Menteri : iya lah Pak, Umar bin Khattab itu kan takut kepada Allah, sedangkan Pak Presiden kan tidak…!!!

sang Presiden : tensiontension
Photobucket

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wkwkwk.. jempol gan.

Posting Komentar

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...