Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)


Di pekatnya kegelapan bulan maret yang berhujan, dengan langkah-langkah rahasia, engkau berjalan, lenggang seperti malam, menghindar dari pandangan dan menahan pandangan. Hari ini pagi telah mengatupkan kedua matanya, tak mengacuhkan seruan angin timur yang nyaring mendesau. Di saat-saat kesibukan di siang hari, kulalui bersama-sama banyak orang, tapi bila hari gelap, pekat, sunyi, sepi seperti ini hanya bersamamu aku berharap.



Dengan segala upaya oknum yang jahil bersikap menghamparkan karpet merah untuk menyambut 'Sang Penjajah', dan mencoba membangun opini agar rakyat juga mengekor. Tapi sayang, lain dengan sikapku yang insyaAllah jauh lebih agung lagi mulia dari sikap mereka. Seandainya oknum yang jahil tetap ku seru dalam doa-doaku, meskipun tetap kusimpan dalam memoriku, sikapku terhadap 'Sang Penjajah' tetap bertolak belakang.

Bagaimana mungkin aku bisa menyambutnya dengan tangan terbuka, sedangkan dibelahan dunia lain, bukan disini tapi disana, di negeri tempat saudara-seimanku dijajah, ditindas, diembargo, dibantai, dan diboikot.
Dikegelapan malam mereka -saudara seimanku- memanggil dan menangis minta pertolongan, sementara 'Sang Penjajah' berdiri di tengah-tengah dengan bentangan sayap-sayap hitamnya dan tertawa terkekeh.
Disiang bolong, kematian melangkah dan mereka mengikutinya dengan penuh ketegaran dan keberanian. Tiada seorangpun dari mereka melewati prosesi amat sadis ini, tapi mereka tetap memelihara sebuah akhir dari pengharapan.
Dikegelapan malam, kematian berjalan dan mereka mengikuti dibelakangnya. Ketika mereka menoleh ke belakang, beribu-ribu bahkan berjuta-juta jiwa telah tertidur dan tak akan pernah bangun lagi.

Namun Obama 'Sang Penjajah' masih lapar dan kehausan, ia menambah 30.000 tangan-tangan besi untuk melahap jiwa-jiwa dan tubuh-tubuh saudara-seimanku, meminum darah dan air mata mereka, dan tidak akan pernah kenyang.

Oh, aku yang bangun pagi setiap hari, disambut oleh alunan melodi-melodi indah burung-burung penuh girang, menikmati desiran udara pagi penuh damai.
Terlalu sulitkah bagiku untuk menjawab tangisan saudara-seimanku dengan menolak Obama 'Sang Penjajah' yang mau menginjakkan kaki di negeri ini? "TIDAK".
Terlalu beratkah bagiku untuk turun ke jalan meneriakkan penolakan terhadap kehadiran Obama 'Sang Penjajah'? "TIDAK". atau...
Tegakah aku mengindahkan panggilan saudara-seimanku setiap hari dengan mengucapkan 'Selamat Datang' pada Obama 'Sang Penjajah' yang telah menghina-nistakan mereka dan agamaku? "TIDAK". Sekali lagi "TIDAK", "TIDAK", dan tetap "TIDAK".


"TIDAK" bukanlah sebuah pembangkangan terhadap negeri ini, "TIDAK" bukanlah sebuah pengkhiatan terhadap bangsa ini, tapi "TIDAK" adalah sebuah panggilan kehidupan yaitu AKIDAH ISLAMIYAH.
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Bersamaan dengan artikel kali ini, Kang Alfan 'Sang Revolter' mengajak segenap sobat pembaca yang budiman untuk mengikuti Aksi Tolak Obama, pada hari Ahad 14 Maret 2010 di Surabaya dan di kota-kota besar lainnya. Semoga Allah memudahkan, tunjukkan dan buktikan jikalau kita emang seorang muslim yang peduli ama kemuliaan agama kita, peduli ama saudara kita, dan peduli ama harga diri kita. Mau?

-Salam Pembebasan-
Photobucket


Alangkah susahnya mencari kebenaran di akhir zaman.
Terutama orang awam
yang ilmu agamanya sekadar cukup untuk fardhu 'ain,
selain itu tidak mampu menilai Benar atau Salah,
Haq atau Batil, Bid'ah atau Sunnah.

Orang munafik menuduh orang lain munafik yang tidak munafik
Orang yang sudah sesat menuduh orang yang tidak sesat
sebagai sesat
Teraniayalah orang yang tidak munafik,
terzalimlah orang yang tidak sesat.

Ahli bid'ah menuduh orang yang berjalan di atas Ahlussunnah
sebagai pembuat bid'ah,
karena sudah ramai yang tidak ikut Ahlussunnah.
Banyak amalan Bid'ah yang dianggap Sunnah,
dan tidak sedikit amalan Sunnah yang dianggap Bid'ah.

Yang mengikut Ahlussunnah diklaim ahli bid'ah.
Teraniayalah pula pengikut-pengikut Ahlussunnah,
karena dianggap bid'ah.

Orang-orang baik dianggap jahat, penjahat-penjahat dianggap baik.
Karena orang yang baik terlalu sedikit, mereka terpinggir.
Terpinggir artinya jahat pada pandangan ramai.

Orang yang ada jawatan tinggi,
cakapnya dianggap benar dan sah belaka.
Rakyat jelata walaupun benar, cakapnya tiada harga
tidak diambil kira sekalipun dia seorang yang shaleh
Jawatan tinggi yang menentukan salah benar sesuatu masalah

Bukankah terkeliru dibuatnya di dalam mencari kebenaran?
Begitulah watak akhir zaman,
yang sudah jauh dari zaman Rasul SAW
Sungguh susah hendak mencari kebenaran,
macam hendak mencari gagak putih atau merah.

Tunjukkanlah kami ya Allah jalan kebenaran
Agar kami tidak sesat jalan menuju Engkau
Ya Allah selamatkan kami.
Photobucket


Tak kau dengarkah langkah-langkahku yang bisu? aku datang, datang, selalu datang setiap saat dan setiap waktu, setiap malam dan setiap siang, setiap hari dan sepanjang hari. Banyak persembahan yang telah ku kidungkan dalam aneka suasana jiwaku, tetapi aku tak tahu darimana engkau makin dekat untuk kutemui? aku yakin, yakin, dan selalu yakin bahwa suatu saat mentari dan bintang gemintang takkan mampu lagi membiarkanmu tersembunyi dariku. Dalam banyak pagi dan petang, langkah-langkahmu telah mulai terdengar ke dalam hatiku dan memanggilku secara rahasia.

Keheningan lautan pagi dipecahkan oleh ceracau kidung burung; dan bunga-bunga semuanya bersuka ria di tepi jalan; dan kekayaan emas ditebarkan melalui celah awan-awan, sementara aku tak tahu mengapa hari-hari ini hidupku seluruhnya terjaga, dan sebuah rasa gembira yang menggetarkan melintas melalui hatiku. Ia bagai waktu yang datang agar aku segera menyempurnakan separuh agama ini, dan aku merasakan semerbak samar-samar keharuman kehadiranmu di udara.

Sang surya merangkak ke tengah langit dan burung dara mendengkur dalam naungannya, daun-daun kering menari-nari dan berputar-putar di udara siang yang menyengat. Akhirnya aku pun menemukanmu, engkaulah yang ku dambakan, hanya engkau hatiku merindukannya tanpa henti; seperti malam yang tetap tersembunyi dalam permohonannya akan terang cahaya siang, demikian jualah di kedalaman nir-sadarku bergema munajatku mendambakanmu, hanya engkau, wahai titisan Fatimah az-Zahra; seperti badai yang masih mencari jalanya dalam ketentraman kala ia menyerang ketentraman dengan sekuat tenaga, demikian jualah pergolakan cintaku padamu dan doa-doaku masih mendambakanmu, hanya engkau, wahai calon mar'atus sholihah.

Kala siang telah berlalu, dan burung-burung tak lagi berkicau, dan angin yang berkejar-kejaran pun telah lunglai kelelahan, maka tirai kegelapan yang tebal dibentangkan padaku. Aku harus segera melabuhkan cintaku dan memulai melayarkan perahuku bersamamu, oleh karenanya aku bermaksud meminangmu, tetapi aku tak berani dan aku tak punya nyali. Lalu ku urungkan niatku, ku tunggu hingga esok hari.

Di pagi yang masih buta telah dibisikkan bahwa aku akan berlayar dalam perahu, berlayar di samudera yang tak bertepi, dalam senyummu yang kian mendengar kidunganku akan semakin lincah dalam melodinya, bebas laksana gelombang, bebas dari semua perbudakan kata-kata. Tetapi entah kenapa aku tetap tak berani? tetap tak punya nyali? yah, mungkin karena hanya perahu yang ku miliki, bukan kapal mewah seperti titanic, sehingga aku tak berani dan tak punya nyali.

Jiwaku bergejolak dan memberontak, "Belum tibakah saatnya? masih adakah amanah yang harus dikerjakan? lihat, senja telah menyelimuti pantai dan bersama pudarnya cahaya burung-burung camar terbang kembali ke sarangnya. Siapa yang tahu si Dia tidak tak akan tetap menunggu kehadiranmu? boleh jadi si Dia akan berlayar dengan perahu yang lain! tak ingatkah kau dengan janji Tuhanmu,
...Dan nikahkanlah orang-orang yang membujang diantara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui...
(QS an-Nuur: 32)
Yaa Ilahi... demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Mu, bukannya aku tak percaya akan janji-Mu, aku sangat haqqul yaqin atas janji-Mu, karena itu adalah sebuah kepastian. Tapi yang membuatku tak berani dan tak punya nyali adalah apakah si Dia juga yakin akan janji-Mu? dan apakah si Dia akan menerima aku apa adanya, bukan adanya apa?
Photobucket

Bila kedzaliman telah menjadi keladziman.
Bila kebatilan telah dianggap kebetulan.
Bila kemaksiatan telah menjadi ketaatan.
Bila para pejabat semakin kerasukan berbuat kerakusan, hingga menimbulkan berbagai macam kerusakan.
Bila ada kata-kata lantang yang terbit dari lubuk kebenaran.
Bila perjuangan yang tak kenal lelah melangkahkan kakinya ke arah kesempurnaan.
Dan bila islam lagi terpecah belah ke dalam kavling-kavling dengan tembok-tembok negeri yang memprihatinkan.

Inilah doaku pada-Mu, Yaa Allah.
Cabut, cabutlah akar keraguan yang ada dalam hatiku.
Berilah aku kekuatan yang halus,
untuk menampakkan bahwa Islam adalah agama cinta damai.
Berilah aku kekuatan yang lembut,
untuk menunjukkan bahwa perjuanganku adalah perjuangan tanpa kekerasan.
Berilah aku kekuatan yang hebat,
untuk tidak pernah bertekuk lutut dihadapan kekuasaan yang dzalim.
Berilah aku kekuatan yang dahsyat,
untuk membangkitkan jiwaku(dan jiwa pejuang islam lainnya) menjulang tinggi di atas hiruk-pikuk urusan ummat.
Dan berilah aku kekuatan,
untuk memasrahkan kekuatanku kepada kehendak-Mu dengan sepenuh jiwa.

Aku merasa perjuanganku telah pada batas kekuatanku yang penghabisan.
Jalan setapak dihadapanku telah tertutup,
energiku telah terkuras habis,
dan saatnya berlindung di balik kegelapan yang sunyi.
Tetapi, kudapati kehendak-Mu tak kenal akhir untukku.
Ketika kata-kata lama hilang lenyap dari lidahku,
melodi-melodi baru tiba-tiba bersorak dari dalam hatiku.
Dan ketika jejak-jejak lama terhapus,
Daulah Islamiyah akan segera tersingkap bersama keajaiban-keajaibannya.
Tsumma takuunuu Khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Laa haulaa wa laa kuwwata illa billah…
*****
Sobat, marilah kita saling mengingatkan dan menguatkan. Kutulis bait perjuangan ini malam hari setelah mengikuti mega acara, Kongres Mahasiswa Islam Indonesia. Sengaja baru ane publish untuk mengkristalkan kembali semangat Sumpah Mahasiswa di hati kita, semoga menjadi pemacu dan pemicu bagi kita untuk selalu istiqamah di jalan dakwah. Bagi sobat2 yang kagak turut merasakan secara langsung panasnya atmosfer dakwah waktu KMII atau sobat2 dari harakah lain, semoga bait ini memberi sengatan bahwa perjuangan kita masih panjang. Keep Hamasah...
Amiin… Yaa Raabbal 'Alamiin…



-Salam Pembebasan-
Photobucket

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...