Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)

Bila kedzaliman telah menjadi keladziman.
Bila kebatilan telah dianggap kebetulan.
Bila kemaksiatan telah menjadi ketaatan.
Bila para pejabat semakin kerasukan berbuat kerakusan, hingga menimbulkan berbagai macam kerusakan.
Bila ada kata-kata lantang yang terbit dari lubuk kebenaran.
Bila perjuangan yang tak kenal lelah melangkahkan kakinya ke arah kesempurnaan.
Dan bila islam lagi terpecah belah ke dalam kavling-kavling dengan tembok-tembok negeri yang memprihatinkan.

Inilah doaku pada-Mu, Yaa Allah.
Cabut, cabutlah akar keraguan yang ada dalam hatiku.
Berilah aku kekuatan yang halus,
untuk menampakkan bahwa Islam adalah agama cinta damai.
Berilah aku kekuatan yang lembut,
untuk menunjukkan bahwa perjuanganku adalah perjuangan tanpa kekerasan.
Berilah aku kekuatan yang hebat,
untuk tidak pernah bertekuk lutut dihadapan kekuasaan yang dzalim.
Berilah aku kekuatan yang dahsyat,
untuk membangkitkan jiwaku(dan jiwa pejuang islam lainnya) menjulang tinggi di atas hiruk-pikuk urusan ummat.
Dan berilah aku kekuatan,
untuk memasrahkan kekuatanku kepada kehendak-Mu dengan sepenuh jiwa.

Aku merasa perjuanganku telah pada batas kekuatanku yang penghabisan.
Jalan setapak dihadapanku telah tertutup,
energiku telah terkuras habis,
dan saatnya berlindung di balik kegelapan yang sunyi.
Tetapi, kudapati kehendak-Mu tak kenal akhir untukku.
Ketika kata-kata lama hilang lenyap dari lidahku,
melodi-melodi baru tiba-tiba bersorak dari dalam hatiku.
Dan ketika jejak-jejak lama terhapus,
Daulah Islamiyah akan segera tersingkap bersama keajaiban-keajaibannya.
Tsumma takuunuu Khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Laa haulaa wa laa kuwwata illa billah…
*****
Sobat, marilah kita saling mengingatkan dan menguatkan. Kutulis bait perjuangan ini malam hari setelah mengikuti mega acara, Kongres Mahasiswa Islam Indonesia. Sengaja baru ane publish untuk mengkristalkan kembali semangat Sumpah Mahasiswa di hati kita, semoga menjadi pemacu dan pemicu bagi kita untuk selalu istiqamah di jalan dakwah. Bagi sobat2 yang kagak turut merasakan secara langsung panasnya atmosfer dakwah waktu KMII atau sobat2 dari harakah lain, semoga bait ini memberi sengatan bahwa perjuangan kita masih panjang. Keep Hamasah...
Amiin… Yaa Raabbal 'Alamiin…



-Salam Pembebasan-
Photobucket

0 komentar:

Posting Komentar

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...