Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)


Krisis ekonomi global yang disebabkan oleh kredit macet di negeri Paman Sam dan perubahan iklim yang tak menentu sebagai akibat dari pemanasan global, membuat dunia ini gonjang-ganjing dan para kepala Negara mencak-mencak menghadapinya. Konon akhirnya Tuhan memanggil tiga kepala Negara dengan latar belakang filosofi yang berbeda sebagai perwakilan rakyat di dunia, yaitu presiden Rusia, Amerika Serikat, dan Indonesia. Rusia yang dikenal sebagai penganut paham Sosialis-Komunis, Amerika Serikat sebagai kiblat paham Kapitalis-Liberalis dan penyebab utama kerusuhan di muka bumi, dan Indonesia sebagai konstitusi Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia yang memuja-muja demokrasi dan karena prestasi krisisnya yang hingga kini tak tertandingi.

Dalam pertemuan tertutup tersebut, ada banyak tabir yang memisahkan antara Tuhan dan ketiga pimpinan Negara. Dan, pesan Tuhan hanya satu: Jum’at ini dunia kiamat!. Mengingat pentingnya informasi terakhir yang didapat dari Tuhan, buru-buru ketiga perwakilan ini mengadakan pertemuan maha besar di negara masing-masing.

Di depan rakyatnya, presiden Rusia menyebutkan ada dua berita buruk. Berita buruk pertama, “Sialan…, Ternyata Tuhan itu ada”. Dan berita buruk kedua, “Celaka…, Jum’at ini dunia kiamat”.

Presiden Amerika Serikat lain lagi, dia menginformasikan di depan para senat bahwa ada satu berita gembira dan satu berita buruk. Berita gembiranya, “Tuhan benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. Berita buruknya, “Kita tidak jadi menambah pasukan di Timur Tengah, karena jum’at ini dunia kiamat”.

Dan yang terakhir presiden Indonesia, dengan senyuman khas yang dimiliki, ia mengatakan di depan Anggota Dewan dan para Menteri bahwa ada dua berita gembira. Berita gembira pertama, “Pancasila itu tepat sekali dengan sila pertamanya: Ketuhanan yang Maha Esa”. Dan berita gembira yang terakhir, “Karena jum’at ini alam semesta akan hancur, maka tahun ini kita tidak perlu repot-repot lagi memikirkan jumlah rakyat miskin yang terus meningkat dan angka pengangguran yang terus melonjak”.

Photobucket
Photobucket

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wkwkwkwkwk.....

Posting Komentar

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...