Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)


Di pekatnya kegelapan bulan maret yang berhujan, dengan langkah-langkah rahasia, engkau berjalan, lenggang seperti malam, menghindar dari pandangan dan menahan pandangan. Hari ini pagi telah mengatupkan kedua matanya, tak mengacuhkan seruan angin timur yang nyaring mendesau. Di saat-saat kesibukan di siang hari, kulalui bersama-sama banyak orang, tapi bila hari gelap, pekat, sunyi, sepi seperti ini hanya bersamamu aku berharap.


Jikalau engkau memang belum mau memperlihatkan dirimu, jikalau engkau benar-benar belum mau menemuiku, aku tak tahu bagaimana melewati malam yang panjang dan hujan ini. Aku terus menatap kegelapan yang jauh di angkasa, berharap ada bintang yang tersenyum dan menemaniku. Ah, mengapa aku berlama-lama membiarkan diri ini sendiri?

Dan bila engkau tetap tak hendak berkata, akan kuisi hatiku dengan keheninganmu dan merengkuhnya, agar aku tetap istiqamah di jalan-Nya, karena apa yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu, dan apa yang tertulis untukmu adalah yang terbaik untukku. Ingatkah engkau dengan janji Allah,
...Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...
(QS an-Nuur: 26)
Di sini, aku akan tetap istiqamah dan menunggu dalam hiruk pikuk perjuangan dakwah islam, seperti malam dengan bintang-bintangnya yang terus menatap dan menundukkan pandangan ke bumi dengan sabar. Pagi pasti datang, kegelapan malam akan berlalu; lengkingan takbirmu tetap akan mengalun bertaburan dalam gelombang-gelombang emas melintasi angkasa, tangan sucimu mengibar-ibarkan al-Liwa' dan ar-Roya dengan penuh gagahnya. Aku bangga padamu, wahai mujahidahku. Takbir yang kau gemakan, al-Liwa' dan ar-Roya yang kau kibarkan, membuat alam semesta ini gagap gempita, dan membuat musuh-musuh Allah gugup terpana.

Fight to Flight, Gooooooooo!!!!!!
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Photobucket

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...