Sang Maestro

“Demi Allah! Sekalipun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, maka aku tak akan meninggalkan da’wah ini hingga agama ini tegak atau aku mati karenanya” (HR. Ibnu Hisyam)



Dengan segala upaya oknum yang jahil bersikap menghamparkan karpet merah untuk menyambut 'Sang Penjajah', dan mencoba membangun opini agar rakyat juga mengekor. Tapi sayang, lain dengan sikapku yang insyaAllah jauh lebih agung lagi mulia dari sikap mereka. Seandainya oknum yang jahil tetap ku seru dalam doa-doaku, meskipun tetap kusimpan dalam memoriku, sikapku terhadap 'Sang Penjajah' tetap bertolak belakang.

Bagaimana mungkin aku bisa menyambutnya dengan tangan terbuka, sedangkan dibelahan dunia lain, bukan disini tapi disana, di negeri tempat saudara-seimanku dijajah, ditindas, diembargo, dibantai, dan diboikot.
Dikegelapan malam mereka -saudara seimanku- memanggil dan menangis minta pertolongan, sementara 'Sang Penjajah' berdiri di tengah-tengah dengan bentangan sayap-sayap hitamnya dan tertawa terkekeh.
Disiang bolong, kematian melangkah dan mereka mengikutinya dengan penuh ketegaran dan keberanian. Tiada seorangpun dari mereka melewati prosesi amat sadis ini, tapi mereka tetap memelihara sebuah akhir dari pengharapan.
Dikegelapan malam, kematian berjalan dan mereka mengikuti dibelakangnya. Ketika mereka menoleh ke belakang, beribu-ribu bahkan berjuta-juta jiwa telah tertidur dan tak akan pernah bangun lagi.

Namun Obama 'Sang Penjajah' masih lapar dan kehausan, ia menambah 30.000 tangan-tangan besi untuk melahap jiwa-jiwa dan tubuh-tubuh saudara-seimanku, meminum darah dan air mata mereka, dan tidak akan pernah kenyang.

Oh, aku yang bangun pagi setiap hari, disambut oleh alunan melodi-melodi indah burung-burung penuh girang, menikmati desiran udara pagi penuh damai.
Terlalu sulitkah bagiku untuk menjawab tangisan saudara-seimanku dengan menolak Obama 'Sang Penjajah' yang mau menginjakkan kaki di negeri ini? "TIDAK".
Terlalu beratkah bagiku untuk turun ke jalan meneriakkan penolakan terhadap kehadiran Obama 'Sang Penjajah'? "TIDAK". atau...
Tegakah aku mengindahkan panggilan saudara-seimanku setiap hari dengan mengucapkan 'Selamat Datang' pada Obama 'Sang Penjajah' yang telah menghina-nistakan mereka dan agamaku? "TIDAK". Sekali lagi "TIDAK", "TIDAK", dan tetap "TIDAK".


"TIDAK" bukanlah sebuah pembangkangan terhadap negeri ini, "TIDAK" bukanlah sebuah pengkhiatan terhadap bangsa ini, tapi "TIDAK" adalah sebuah panggilan kehidupan yaitu AKIDAH ISLAMIYAH.
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...

Bersamaan dengan artikel kali ini, Kang Alfan 'Sang Revolter' mengajak segenap sobat pembaca yang budiman untuk mengikuti Aksi Tolak Obama, pada hari Ahad 14 Maret 2010 di Surabaya dan di kota-kota besar lainnya. Semoga Allah memudahkan, tunjukkan dan buktikan jikalau kita emang seorang muslim yang peduli ama kemuliaan agama kita, peduli ama saudara kita, dan peduli ama harga diri kita. Mau?

-Salam Pembebasan-
Photobucket

0 komentar:

Posting Komentar

Inilah catatanku, tentang diriku bersama orang-orang yang dekat denganku: Ayahanda, Bunda, Saudara, Kerabat, dan akhirnya calon Bidadariku yang sibuk dalam penantian di hiruk pikuk Dakwah Islamiyah. Juga sobat seperguruan dan seperjuangan yang kukenal baik, dan banyak kuikuti pemikirannya. Ataupun teman yang sekedar kenal, dan susah kupahami jalan pemikirannya. Hidup ini kadang memang sulit dipahami...